Perangkat generasi terkini sebentar lagi akan lahir dengan bentuk yang kecil, elastik dan lembut ditangan, cocok untuk anak-anak maupun orang tua dan atlit seperti pelari maraton atau perenang.
Perangkat ini mempunyai banyak kegunaan yang bertujuan menganalisis keringat untuk banyak bahan kimia sekaligus menghasilkan gambaran real-time kesehatan atau kebugaran pemakainya.
Kemajuan terbaru dalam teknologi ini, dijelaskan hari pekan lalu (18/1/2019) dalam jurnal Science Advances, yaitu dapat memberikan informasi real-time tentang pH pemakai, tingkat keringat, elektrolit dan kadar klorida, glukosa dan laktat dengan akurasi tingkat tinggi yang dapat menandakan kita mengalami dehidrasi, fibrosis kistik, diabetes atau kekurangan oksigen.
Pakar biomedis di Northwestern University di Illinois dan arsitek utama perangkat ini, John Rogers, mengatakan bahwa perangkat ini sesuai dengan tren yang lebih luas dalam bidang pengobatan, yang merupakan pendekatan khusus untuk perawatan.
Teknologi seperti ini telah dilakukan beberapa tahun ini, tetapi bidangnya meningkat cukup cepat. Beberapa perangkat serupa dalam pengembangan software dengan menggunakan sensor listrik untuk membaca bahan kimia dan ada juga yang mengandalkan Colorimetrics, di mana intensitas warna dalam pembacaan sesuai dengan konsentrasi bahan kimia yang diamati.
Perangkat baru ini nantinya akan hadir dalam bentuk free baterry dan wireless.
Hasil pengamatan seorang profesor teknik di Joannes Kepler University Linz, di Austria, Martin Kaltenbrunner, “Meski saya tidak terlibat dalam penelitian ini, namun versi pertama di mana mereka mengintegrasikan semuanya dalam satu perangkat adalah suatu perkembangan teknologi yang sangat maju.”
Perangkat baru ini tidak menembus kulit dan tanpa catu daya, namun memiliki lubang mikro di dasar tempat keringat mengalir secara alami. Dari sana, jaringan katup dan microchannels yang halus dan kompleks, mengarahkan keringat ke reservoir kecil. Setiap reservoir berisi sensor yang bereaksi dengan bahan kimia dalam keringat, seperti glukosa atau laktat.

Perangkat ini bergantung pada teknologi yang sama dengan yang digunakan smartphone; Smartphone dapat menghantarkan daya melalui sambungan nirkabel, dan menerima kembali data tersebut.
Atau, data bisa juga dikirim ke perangkat yang terpasang pada treadmill atau tempat lain di ruang fitness dan pada akhirnya, dapat diamati oeh user.
Sistem ini serbaguna dan dapat diatur untuk melacak bahan kimia yang sama, atau beberapa, dari waktu ke waktu, seperti tingkat laktat dalam pelari saat maraton berlangsung. Karena perangkat ini tahan air dan dibentuk untuk tubuh, itu juga dapat digunakan oleh perenang untuk melacak kinerjanya.
Bagaimana jika perangkat terkena keringat yang banyak? tidak higienis?. Sistem saluran dapat dengan mudah dipisahkan dari elektronik dan diganti, serta menjadikan perangkat dapat hidup yang lebih lama. “Pendekatan ini sangat bagus, ini membangun sensor modular,” kata Dr. Kaltenbrunner.
Saat ini tim peneliti fokus pada pembuatan perangkat dengan biaya rendah untuk target pemasaran dalam jumlah yang besar. Hal ini dilakukan karena besarnya potensi perangkat ini yang akan mengubah wajah perawatan kesehatan, tutup Dr. Kaltenbrunner.
Pasar yang jauh lebih besar untuk perangkat sensor ini adalah bukan hanya membantu sekitar 30 juta orang dengan diabetes di Amerika Serikat untuk mengecek kadar glukosa darah mereka namun untuk seluruh dunia. Cakep kan? (Kiya/Adm)