PINRANG, CAKEP! — Kabupaten Pinrang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi di Provinsi Sulawesi Selatan, namun kurang dikenal seperti Kabupaten Enrekang dan Toraja. Salah satu daerah di kabupaten ini yaitu Kecamatan Lembang, merupakan penghasil kopi Robusta dan Arabica yang cukup besar, yang mana sebagian daerahnya merupakan gugusan dataran tinggi, berdampingan dengan dataran tinggi Kabupaten Enrekang.
Pengalaman mendapatkan kopi secara langsung di Pinrang, adalah hal begitu menginspirasi Adil Abdillah, owner Warkop Jonsong Coffee, untuk turut meningkatkan industri kopi di Pinrang, mulai dari hulu yaitu peningkatan pengolahan pasca panen kopi hingga hilir yaitu pemasaran kopi lokal hingga bisa dikenal secara luas.
Warkop Jonsong Coffee, yang sejak dibuka di bulan September 2020 hingga saat ini, selalu menggunakan kopi asal Pinrang. Bersinergi dengan pengusaha kopi lokal dan penyangrai kopi lokal adalah salah satu cara mengembangkan kopi andalan daerah ini. Beberapa roaster kopi di Kota Pinrang, diantaranya, Salemba Coffee dan Kobass Coffee, sedari awal menjadi pemasok utama biji kopi sangrai yang digunakan Jonsong Coffee dalam memberikan sajian kopi ke pelanggannya.

Nama usaha Jonsong Coffee ini didapatkan dari sebagian pengalaman menelusuri kopi di salah satu daerah di Pinrang. Adil, demikian sapaan pria berkacamata ini mengisahkan bahwa saat itu bersama rekan-rekan pegiat kopi mengunjungi lokasi kebun kopi di daerah Ulusaddang, salah satu daerah dataran tinggi di utara Pinrang. Dari situ, kemudian melewati sungai menggunakan perahu, yang warga sekitar menyebutnya perahu Jonsong.
Asal mula nama Jonsong ini muncul dari nama jenis mesin yang banyak digunakan oleh perahu-perahu kecil itu yaitu mesin bermerek Johnson, yang warga menyebutnya dengan Jonsong. Perahu Jonsong ini merupakan perahu kecil dengan lebar sekitar 50 cm dan panjang sekitar 4 meter. Terkadang menggunakan atap terbuka, namun jika hujan, atap ditutupi dengan terpal plastik.

Perahu ini digunakan sebagai alat transportasi utama bagi masyarakat yang tinggal di daerah sekitar yang belum memiliki akses jalan dan sungai sebagai lalu lintas transportasi mereka. Biasanya, masyarakat menggunakan alat transportasi ini untuk mendistribusikan hasil kebun mereka seperti beras, coklat, kopi dan lain sebagainya untuk dibawa ke kota Pinrang atau pasar-pasar sekitar dan juga mengunjungi keluarga mereka di daerah lain sepanjang sungai hingga Bendungan PLTA Bakaru. Namun saat ini, moda transportasi ini sudah kurang diminati lagi sejak dibuatnya banyak jalan tembusan ke beberapa daerah sekitar.
Begitu pentingnya moda transportasi saat itu, Nama Jonsong inilah yang menginspirasi pemilik warkop yang terletak di jl. Sukawati kota Pinrang ini, menjadi nama usaha. “Usaha ini diharapkan nantinya bisa juga menjadi salah satu wadah penyampai tujuan para pelanggan. Dengan bersua, berdiskusi disini sambil menikmati kopi dan minuman lainnya, bisa muncul berbagai ide, inspirasi dan aksi kegiatan positif lainnya dalam mengerjakan aktifitas masing-masing” ucap Adil Abdillah yang juga berprofesi sebagai konsultan teknologi informasi ini.
Kalau bukan kita sendiri yang memanfaatkan hasil bumi daerah kita sendiri, maka siapa lagi yang akan menikmati hasilnya dan kapan lagi kita bisa membantu para petani kopi di daerah kita untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Cakeeep!!
Editor: Ayman Fathi